Dukung SayaDukung Pakde Noto di Trakteer

[Latest News][6]

abu nawas
abunawas
berbayar
cerkak
cerpen
digenjot
gay
hombreng
horor
hot
humor
informasi
LGBT
mesum
misteri
Novel
panas
puasa
thriller

Labels

PETAKA PELET DARAH HAID BAGIAN 1


Cinta ditolak, dukun bertindak! Mungkin dengan cara itulah, Nur bisa memiliki seutuhnya lelaki yang ia cintai!

BAGIAN 1

****

Kisah cinta mereka putus setengah jalan setelah Jaka, laki-laki yang ia cintai dan telah bersama-sama selama 5 tahun, memutus hubungan sepihak, tentu rasa sakit hati selalu menghantui hari-hari Nurhayati.

Nur merupakan gadis sederhana dari desa.

Selama ini Nur bekerja sebagai tukang foto, baik untuk perseorangan maupun untuk satu acara hingga Nur pun merambat menjadi fotografer atas bantuan salah satu kawannya.

Dari situlah Nur mendapat seorang pacar yang berprofesi sebagai model dan tinggal di kota.

Pertemuan dengan pemuda bernama Jaka, menjadi cinta pertama bagi Nur dan mimpinya tergapai ketika Jaka mengungkap cinta di malam Valentine.

Mereka pun berikrar akan saling percaya dan saling setia. “Aku berjanji. Aku akan selalu menjadikanmu yang nomor satu, Nur.”

Ucapan itu selalu diingat Nur dan memang benar, janji Jaka selalu terpenuhi.

****

Selama 5 tahun menjalani kisah asmara, Nur sama sekali tidak pernah cemburu meskipun Jaka yang bekerja sebagai model, harus disandingkan dan melakukan foto-foto bersama model wanita cantik.

Nur juga harus melakukan pekerjaannya dengan seprofesional mungkin sebagai seorang fotografer.

Akan tetapi, kepercayaan Nur selama 5 tahun sia-sia dan membuatnya merasa sakit hati atas perlakuan Jaka.

Tanpa diduga, sikap sang kekasih mendadak berubah. Jaka merendahkan Nur yang hanya sebagai tukang foto di hadapan rekan-rekan kerjanya dan di hadapan para model, hal itu terjadi ketika Nur mendapatkan job foto di sebuah hotel bintang 5.

Kala itu Nur melakukan sesi pemotretan di halaman hotel, tanpa sengaja Nur melihat Jaka bersama seorang model cantik bernama Lestari, perempuan jelita dengan lagu tubuh yang sangat menawan dan kulit putih bersihnya yang terawat, membuat semua laki-laki yang memandangnya akan terpikat.

Memang sangat berbeda jauh dengan Nur yang hanya gadis desa biasa dengan penampilan biasa saja.

Jaka dan Lestari sangat mesra berada di lobi hotel.

Dengan emosi dan kecemburuan yang meluap, Nur menyuruh rekannya melanjutkan sesi pemotretan, sedangkan ia menghampiri Jaka.

“Inikah yang kamu lakukan di belakangku, Mas,” ucap Nur yang membuat Jaka tidak menyangka akan ketahuan, tapi tampaknya Jaka sudah bersiap untuk putus hubungan dengan Nur.

Lantas Jaka menunjukkan cincin yang diberikan pada Lestari, sebuah cincin pengikat hubungan yang akan berlanjut ke jenjang selanjutnya.

Emosi yang memuncak membuat Nur menampar Jaka.

Plak!

Nur merasa dipermainkan selama ini.

Kejadian itu pun menjadi pusat perhatian orang-orang sekeliling, sementara Lestari masih duduk dengan tenang. Gadis model itu tidak menghiraukan tatapan mata orang-orang, lain hal dengan Jaka yang gusar disulut marah. Jaka sangat tidak terima dipermalukan oleh Nur di hadapan umum.

Dengan wajah mengejeknya, Jaka mencela Nur yang hanya seorang tukang foto dan tidak tahu bagaimana bergaya.

Sebelum beranjak, Jaka pun menegaskan pada Nur bahwa ia akan segera menikahi Lestari dalam waktu dekat dan mereka sudah menyewa tukang foto terbaik.

Nur yang berkalang luka hanya mampu menatap langkah mereka.

Nur tidak percaya dengan apa yang dihadapi. Hatinya benar-benar hancur. Semua terjadi sangat cepat di luar dugaannya.

“Kamu pulanglah dulu, Tenangkan pikiranmu,” ucap Yanti yang melihat kejadian tersebut seraya mendekati Nur. Kawan seprofesinya itu turut bersedih merasakan luka atas pengkhianatan cinta.

****

Seminggu sudah Nur mengurung diri di rumah.

Tidak mudah Nur mengobati sakit hatinya, selalu saja kenangan bersama Jaka menggugah nostalgia indah dan dalam luka yang sangat perih itu, Nur mempunyai keinginan untuk balas dendam dengan apa yang sudah dilakukan Jaka.

Nur berpikiran akan membalas perbuatan mantan kekasihnya dengan cara mempermalukan Jaka, lebih dari apa yang pernah diperbuat.

****

Terdengar suara pintu diketuk.

Tok!

Tok!

Tok!

Nur mengusap air matanya lalu bergegas membukakan pintu.

Krek.

“Bagaimana keadaanmu, Nur? Kamu baik-baik saja, ‘kan?” tanya Yanti khawatir.

Mereka berteman sudah 8 bulan dan berjalan terbilang cukup akrab, saling mendukung dan saling berbagi.

Nur tidak menjawab pertanyaan Yanti. Ia coba tersenyum meski sangat berat.

Yanti yang membawakan makanan kesukaan Nur langsung mengajaknya untuk makan terlebih dahulu.

Yanti mengaku kalau memasak sendiri demi mengobati luka hati kawannya.

Segera Yanti membuka panci yang disusul aroma wangi kuah menyeruak, kemudian diaduk perlahan juga aroma rempah-rempah yang tentu menggugah selera.

“Apa pun masalahmu, makan adalah kebutuhan utama agar kamu selalu sehat,” ucap Yanti.

Seketika Nur mengambil alih sendok di tangan Yanti lalu melahapnya dan Yanti pun tertawa lepas melihat Nur pelan-pelan mengunyah.

Sengaja Yanti membuat makanannya sangat asin untuk menghibur dan mereka pun sama-sama tertawa lepas.

Untuk sejenak masalah Nur terhapus, barulah di panci berikutnya masakan yang istimewa tersaji.

Mereka pun mulai menyantap sambil berbincang santai.

Yanti mengawali dengan berita bahagia soal pekerjaan, di mana mereka akan direkrut masuk ke tim fotografer terbaik dan berkelas.

“Ini benar-benar kesempatan bagus dalam berkarier dan merintis untuk lebih terkenal lagi, Nur.”

Nur terlihat senang, namun kabut luka masih menyelimuti. Tidaklah semudah dan secepat itu ia melupakan Jaka.

“Aku tahu, Nur. Sakit memang bila mengingat masalahmu, tapi jika kamu mau ikutlah denganku.”

Setelah menyelesaikan makan, Yanti menceritakan satu rahasia tentang dirinya yang mana selama ini ia menggunakan cara lain dalam mengatasi segala masalah termasuk dalam urusan percintaan dan karier.

“Percayalah denganku, Nur.”

Itulah yang membuat pacarnya Yanti selalu menurut, Yanti juga disayang oleh atasannya.

“Cara lain bagaimana maksudmu, Yanti?”

“Cara lain yang dimaksud adalah dengan meminta bantuan orang pintar agar segala hajat terpenuhi dan orang pintar yang selama ini aku jadikan langganan itu tidak pernah meleset dalam menuntaskan masalah.”

Yanti kembali bertanya pada Nur kalau memang berminat maka ia akan mempertemukannya dengan orang pintar yang dimaksud.

Nur yang dipenuhi dendam mulai terbujuk dengan ajakan Yanti. Muncullah niat untuk membalas Jaka.

“Yanti, secepatnya kita harus ke sana,” ucap Nur.

Nur menemukan jalan keluar yang berseberangan dengan agama, seharusnya ia berpikir bahwa jodoh sudah ada yang mengatur, kalaupun Jaka ditakdirkan bahagia dengan Lestari, sudah pasti ia juga akan dipertemukan dengan sosok yang memang sejalan.

Itulah hiasan hidup, adakalanya Tuhan memberikan ujian dan iman adalah jawabannya.

Malam itu Yanti menginap di rumah Nur.

Sekitar pukul 10.00 mereka bersiap ke rumah Mbah Noto, orang pintar yang dimaksud.

Adapun gula, rokok, dan kembang tujuh rupa pun tidak lupa dipersiapkan sebagai buah tangan dan untuk syarat yang biasa dibawa oleh Yanti semua sudah mereka beli semalam.

****

Sekitar 40 menit perjalanan.

Sampailah mereka di rumah Mbah Noto.

Hunian tersebut berada di tengah-tengah hutan, jauh dari pemukiman warga.

Jalan menuju ke sana pun sangat sulit untuk dijangkau.

Medan yang terjal dan licin karena air sumber dari berbatuan cadas membasahi jalanan.

Di rumah itu juga tidak ada aliran listrik sehingga suasana benar-benar sunyi dan sedikit menyeramkan.

“Ada perlu apalagi, ha?”

“Ini, Mbah.”

“Teman kerjaku, dia juga sahabatku, Mbah,” ucap Yanti memperkenalkan tanpa basa-basi.

Nur yang tidak sabar lagi langsung menceritakan kisahnya juga keinginannya untuk membalas dendam kepada mantan kekasih yang sudah menghianatinya.

Mbah Noto yang seperti mengetahui niat dan tujuan Nur terdiam untuk beberapa saat.

Begitu pun dengan Nur dan Yanti, mereka saling diam menunggu sang dukun berbicara.

Setelah beberapa menit barulah Mbah Noto memberikan beberapa pilihan pada Nur yang mana semuanya merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi, namun di antara tiga pilihan, menurut Mbah Noto media darah haid adalah yang paling mujarab.

“Yakni dengan menggunakan darah haid untuk dicampurkan ke dalam wedang kopi agar si laki-laki tersebut bisa bertekuk lutut padamu,” Ucap Mbah Noto.

“Dia akan seperti kerbau dicekoki,” sambungnya. BERSAMBUNG KE BAGIAN 2


PAKDE NOTO

Baca juga cerita seru lainnya di Wattpad dan Follow akun Pakde Noto @Kuswanoto3.

No comments:

Post a Comment

Start typing and press Enter to search